PANDANGAN HIDUP ISLAM
Pandangan hidup islam didasarkan pada tiga konsep fundamental,
yaitu tauhid (keesaan Allah), khalifah, dan keadilan (‘adalah). Tauhid adalah
konsep yang paling penting dari ketiganya, sebab konsep kedua lainnya merupakan
turunan logika. Tauhid mengundang implikasi bahwa alam semesta secara sadar
dibentuk dan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Esa, dan unik serta
karena itu tidak mungkin jagat raya ini muncul secara kebetulan (Ali Imran:
191, Shad: 27 dan al-Mu’minun: 15). Segala sesuatu yang dia ciptakan mempunyai
satu tujuan. Tujuan inilah yang memberikan makna dari arti bagi eksistensi alam
semesta di mana manusia merupakan salah satu bagian di dalamnya. Kalau demikian
halnya, manusia yang dibekali dengan kehendak bebas, rasionalitas, kesadaran
moral yang dikombinasikan dengan kesadaran ketuhanan yang inheren dituntut
untuk hidup dalam kepatuhan dan ibadah kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan
demikian, konsep tauhid bukanlah sekedar pengakuan realitas, tetapi juga suatu respon
aktif terhadapnya.
Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi (al-baqarah: 30,
al-An’am: 165, Faathir: 28, dan al-Hadid: 7). Oleh karena Allah tekah
menciptakan manusia, maka hanya Dialah yang memiliki pengetahuan sempurna
tentang hakikat makhluk-Nya, kekuatannya dan kelemahannya, hanya Dialah yang
mampu memberikan petunjuk yang dengan itu mereka akan dapat hidup secara
harmonis dengan alamnya dan kebutuhannya. Dalam kasih sayangNya yang tidak
terbatas, Allah telah memberikan petunjuk ini, yang terdiri atas keimanan,
nilai, hukum-hukum, perilaku melalui mata rantai para utusan-Nya seperti
Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad Saw. Meskipun umat manusia diberi kebebasan
untuk memilih atau menolak petunjuk ini, mereka hanya dapat mencapai
kebahagiaan (falah) dengan mengimplementasikan petunjuk tersebut dalam
kehidupan mereka sendiri dan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai khalifah
Allah, manusia bertanggung jawab kepada-Nya, dan mereka akan diberi pahala atau
disiksa di hari akhirat kelak berdasarkan apakah kehiudpan mereka di bunia ini,
sesuai atau bertentangan dnegan petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt.
Oleh karena itu setiap orang dan bukan seseorang tertentu atau
anggotaa ras, kelompok atau Negara tertentu, adalah serang kgalifah, dan
khalifah pada dasarnya mengundang makna persatuan fundamental dan
persaudaraanumat manusia. Konsep persaudaraan ini akan tetap menjadi konsep
yang kosong dari substansi apabila tidak dibarengai dengan konsep ‘adalah “keadilan”.
Oleh karena itu pula, menegakkan keadilan dinyatakan oleg Al-Qur’an sebagai
salah satu tujuan utama yang akan dicapai oleh para rosul Allah (al-Hadid: 25).
Pada hakikatnya Al-Qur’an meletakkan keadilan paling dekat kepada takwa
(al-Maidah; 8) sehubungan dengan urgensinya dalam keimanan islam. Ketakwaan atau
pembangunan moral mengandung arti kedekatan Allah lewat Al-Qur’an dan
As-Sunnah, dan karena itu sangat penting sebab dengan demikian ia berfungsi
sebagai batu loncatan bagi segenap aksi kebajikan penegakkan keadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar