Kamis, 01 September 2016

PANDANGAN HIDUP ISLAM



PANDANGAN HIDUP ISLAM


Pandangan hidup islam didasarkan pada tiga konsep fundamental, yaitu tauhid (keesaan Allah), khalifah, dan keadilan (‘adalah). Tauhid adalah konsep yang paling penting dari ketiganya, sebab konsep kedua lainnya merupakan turunan logika. Tauhid mengundang implikasi bahwa alam semesta secara sadar dibentuk dan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Esa, dan unik serta karena itu tidak mungkin jagat raya ini muncul secara kebetulan (Ali Imran: 191, Shad: 27 dan al-Mu’minun: 15). Segala sesuatu yang dia ciptakan mempunyai satu tujuan. Tujuan inilah yang memberikan makna dari arti bagi eksistensi alam semesta di mana manusia merupakan salah satu bagian di dalamnya. Kalau demikian halnya, manusia yang dibekali dengan kehendak bebas, rasionalitas, kesadaran moral yang dikombinasikan dengan kesadaran ketuhanan yang inheren dituntut untuk hidup dalam kepatuhan dan ibadah kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan demikian, konsep tauhid bukanlah sekedar pengakuan realitas, tetapi juga suatu respon aktif terhadapnya.
Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi (al-baqarah: 30, al-An’am: 165, Faathir: 28, dan al-Hadid: 7). Oleh karena Allah tekah menciptakan manusia, maka hanya Dialah yang memiliki pengetahuan sempurna tentang hakikat makhluk-Nya, kekuatannya dan kelemahannya, hanya Dialah yang mampu memberikan petunjuk yang dengan itu mereka akan dapat hidup secara harmonis dengan alamnya dan kebutuhannya. Dalam kasih sayangNya yang tidak terbatas, Allah telah memberikan petunjuk ini, yang terdiri atas keimanan, nilai, hukum-hukum, perilaku melalui mata rantai para utusan-Nya seperti Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad Saw. Meskipun umat manusia diberi kebebasan untuk memilih atau menolak petunjuk ini, mereka hanya dapat mencapai kebahagiaan (falah) dengan mengimplementasikan petunjuk tersebut dalam kehidupan mereka sendiri dan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai khalifah Allah, manusia bertanggung jawab kepada-Nya, dan mereka akan diberi pahala atau disiksa di hari akhirat kelak berdasarkan apakah kehiudpan mereka di bunia ini, sesuai atau bertentangan dnegan petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt.
Oleh karena itu setiap orang dan bukan seseorang tertentu atau anggotaa ras, kelompok atau Negara tertentu, adalah serang kgalifah, dan khalifah pada dasarnya mengundang makna persatuan fundamental dan persaudaraanumat manusia. Konsep persaudaraan ini akan tetap menjadi konsep yang kosong dari substansi apabila tidak dibarengai dengan konsep ‘adalah “keadilan”. Oleh karena itu pula, menegakkan keadilan dinyatakan oleg Al-Qur’an sebagai salah satu tujuan utama yang akan dicapai oleh para rosul Allah (al-Hadid: 25). Pada hakikatnya Al-Qur’an meletakkan keadilan paling dekat kepada takwa (al-Maidah; 8) sehubungan dengan urgensinya dalam keimanan islam. Ketakwaan atau pembangunan moral mengandung arti kedekatan Allah lewat Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan karena itu sangat penting sebab dengan demikian ia berfungsi sebagai batu loncatan bagi segenap aksi kebajikan penegakkan keadilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar