Selasa, 16 Februari 2016

ABSTRAK
Essai ini bertujuan untuk mengkaji masalah utama yang berkaitan dengan masalah kemaritiman yang ada di Indonesia, terutama yang ada di Jawa Timur. serta mencari pemecahan utama yang mampu memaksimalkan program pemerintahan di Jawa Timur, melalui Smart Solution Program. Beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah adalah memaksimalkan Smart Solution program ini, dengan cara memanfaatkan segala aset-aset yang ada didalam kemaritiman. Karena Smart Solution program ini mencakup pemaksimalan program pemerintahan baik dari pemanfaatan hasil kelautan, serta pemanfaatan kelautan sebagai proyek kepariwisataan. Selain itu dengan adanya program ini Jawa Timur akan lebih bisa memaksimalkan peluang yang ada, sehingga program kemaritiman pemerintah dapat terlaksana dengan baik.
Dengan Smart Solution program ini, pemerintah akan lebih efisien dan maksimal dalam pemanfaatan aset-aset kemaritiman sebagai pendapatan tambahan di Jawa Timur. Sehingga selain hasil pertanian yang menjadi faktor utama pendapatan, penghasilah kemaritimanpun menjadi faktor  lain untuk mendukung pendapatan di Jawa Timur.
Dan dengan program ini, aset-aset kemaritiman akan lebih terawat dan akan lebih bisa berkembang pesat. Karena selama ini jika dilihat masih banyak aset-aset kelautan yang menganggur dan bahkan sama sekali tidak disentuh oleh pemerintah. Maka dari itu dengan adanya program ini, diharapkan mampu mamaksimalkan program kemaritiman yang di jadikan tujuan utama oleh pemerintahan di Jawa Timur.



Key Worlds: “Sektor Kelautan, Sektor wisata Bahari, Permasalahan Dan Solusi”




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang Masalah
Dengan 17.504 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Garis pantainya mencapai 95.181 kilometer persegi, terpanjang di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia. Enam puluh lima persen dari total 467 kabupaten/kota yang ada di Indonesia berada di pesisir-pesisir. Pada 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta orang, dimana lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir. Dan tentunya dengan kondisi Indonesia yang seperti ini juga akan berdampak kepada wilayah-wilayah yang ada di Indonesia salah satunya adalah wilayah Jawa Timur.
Jawa Timur merupakan  provinsi yang memiliki kawasan laut hampir empat kali luas daratannya dengan garis pantai kurang lebih 2.916 km, memiliki potensi maritim yang sangat besar, potensi tersebut meliputi potensi hasil kelautan, serta potensi kelautan sebagai wisata bahari ,wilayah pesisir dan lautan di Provinsi Jawa Timur memiliki panorama yang mempesona sangat berpotensi tinggi pada sektor wisata bahari. Namun disamping beberapa potensi yang dimiliki oleh Jawa Timur, ada beberapa permasalahan yang tidak sedikit, yang harus segera kita tangani. Permasalahan ini disebabkan akibat pemanfaatan dan pengelolahannya kurang maksimal. Menurut (Lukito 2009), setidaknya ada empat ketegori potensi kemaritiman di Jawa Timur yang harus dimaksimalkan, yaitu potensi pulau-pulau kecil, kekayaan tambang dan mineral, perikanan laut dan budidaya, serta industri kemaritiman.
Dalam sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Jawa Timur. Merupakan provinsi yang memiliki sumber daya ikan yang melimpah, baik itu pembudidayaan di laut dan di darat. Yang seharusnya dapat menopang ketahanan pangan masyarakat serta dapat menjadi sumber ekonomi yang berkontribusi tinggi, tetapi hal ini tidak menghasilkan keuntungan sesuai dengan potensi kelautan yang dimiliki oleh Jawa Timur. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh Jawa Timur saat ini, dalam sektor hasil perikanan adalah kondisi usaha perikanan tangkap yang masih didominasi dalam skala kecil dengan tingkat produktivitas dan efisiensi usaha serta pendapatan yang masih rendah. Hal ini disebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung para nelayan dalam pemanfaatan hasil perikanan.
Tingkat pendapatan produksi perikanan tangkap Jawa Timur
PRODUKSI PER TAHUN/ TON
JUMLAH PENDAPATAN
Produksi 2013 (ton)
381.574
Produksi 2012 (ton)
367.922
Produksi 2011 (ton)
362.624
Produksi 2010 (ton)
338.918
Produksi 2009 (ton)
395.510
Produksi 2008 (ton)
394.262

Dari tabel di atas dapat di ambil kesimpulan, bahwasannya tingkat pendapatan dari tahun 2008 dan 2009 mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan. Dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2011 sampai tahun 2013. ( Badan Pusat Statistika Jawa Timur , Tahun 2015)
Kondisi kenaikan dan penurunan tersebut harus di perhatikan, mengingat hasil perikanan tangkap sangat berpotensi besar dalam menyumbang devisa bagi jawa timur, khususnya meningkatkan perekonomian nelayan sebagai hulu dalam bisnis perikanan. Dalam usaha pengolahan ikan, produksi yang dihasilkan juga masih kurang jika dibandingkan dengan potensi yang ada.
Sedangkan dalam sektor pariwisata bahari, permasalahan utama yang terdapat di indonesia terutama di Jawa Timur adalah belum terpenuhinnya sarana dan prasarana yang memadai, serta kurangnya informasi yang mendukung dalam pengenalan potensi kelautan sebagai sektor wisata bahari kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keberhasilan pengelolaan sumber daya kelautan termasuk perikanan dan wisata bahari, ditentukan oleh terpenuhinya sarana dan prasarana serta ketersediaan informasi yang akurat dan aktual. Informasi yang akurat akan membantu penyusunan kebijakan ataupun perencanaan pengelolaan pesisir sehingga output yang dihasilkan lebih efektif dan tepat sasaran.
Permasalahan inilah yang mendorong kami untuk fokus dalam pembahasan pemanfaatan sektor kelautan sebagai hasil perikanan, dan pemanfaatan sektor kelautan sebagai Objek wisata bahari. dua hal ini sangat penting untuk di kembangkan dan di tingkatkan baik itu kualitas dan kuantitasnya, karena dua hal ini sangat mendukung jawa timur sebagai penyumbang devisa terbesar untuk indonesia khususnya dalam bidang kemaritiman.
Maka dari itu, Jawa Timur harus bisa memaksimalkan sektor kelautan yang meliputi hasil perikanan serta hasil sektor wisata bahari. Dengan smart solution program yang kita tawarkan ini, maka Jawa Timur akan lebih efektif dan efisien dalam memaksimalkan potensi kelautan yang ada dalam sektor perikanan maupun  sektor wisata bahari. Sehingga akan terwujud jawa timur yang sejahtera, mandiri, dan berpotensi tinggi yang berkelanjutan.
1.2.      Tinjauan Pustaka
Melihat potensi kelautan yang melimpah di jawa timur, yang terdiri dari 446 pulau-pulau kecil yang tersebar di berbagai daerah di jawa timur. dari 446 pulau tersebut yang berpenghuni sebanyak 30 % pulau dan sisanya tidak berpenghuni. Maka dari itu fakus pembahasan dalam call paper ini lebih mengarah kepada Sektor kelautan yang mengarah pada hasil perikanan tangkap dan wisata bahari. Sektor perikanan tangkap adalah suatu usaha penangkapan ikan dan organisme air lainnya dialam liar seperti laut, danau,serta sungai. Sektor wisata bahari merupakan tempat wisata yang menyuguhkan keindahan pantai dan juga laut
Smart solution program yang kita tawar kan adalah suatu program yang mencakup berbagai solusi dengan tujuan utama sebagai sarana untuk mengentaskan berbagai permasalahan dalam bidang kelautan, terutama dalam sektor perikanan dan wisata bahari, dalam smart solution program ini  sangat penting karena melihat dari permasalahan yang timbul akibat kurang maksimalnya pemanfaatan sektor kelautan dari segi perikanan dan wisata bahari



1.3.      Metode Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. penelitian kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi (komariah dalam arif, 2010). penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
Dalam metode penelitian kualitatif ini bersumber pada buku, jurnal, internet dan majalah serta data-data statistik jawa timur (BPS Jatim), RPJM dan RPJMD Jatim, serta data Jawa Timur dalam angka. Dalam paper ini mencakup tiga pembahasan utama yaitu (1) tentang hasil kelautan dalam sektor perikanan tangkap serta permasalahannya, (2) membahas tentang sektor kelautan dalam objek wisata bahari. (3) membahas tentang smart solution program yang kami tawarkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dalam sektor hasil perikanan tangkap dan wisata bahari.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto, (1990, h.309) bahwa pe-nelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk me-ngumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Data tersebut berasal dari wawancara, catatan laporan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Sedangkan pe-nelitian kualitatif merupakan penelitian yang ber- maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. (Moleong 2007, h.11).





Berikut kerangka analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif :
Fokus pembahasan dalam paper ini adalah:
1.      Taget serta hasil kelautan dalam sektor perikanan tangkap serta permasalahannya.
2.      membahas tentang target serta hasil sektor kelautan, dalam objek wisata bahari serta permasalahannya.
3.      membahas tentang smart solution program yang kami tawarkan, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dalam sektor hasil perikanan tangkap dan wisata bahari.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Letak Geografis Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada 111,0- 114,4 BT dan 7,12 - 8,48 LS. Batas-batas wilayah Provinsi Jawa Timur, di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa (Pulau Kalimantan), sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali (Pulau Bali), sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan untuk Luas  wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428 km2 atau 4.642.800 ha yang terbagi ke dalam 29 kabupaten, 9 kota, dan 657 kecamatan dengan 8.497 desa/kelurahan (785 kelurahan dan 8484 desa). Provinsi Jawa Timur memiliki kurang lebih 446 pulau-pulau kecil dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Dengan rincian sebagai berikut di Pacitan (31), Tulungagung (19), Blitar (28), Malang (100), Situbondo (5), Sumenep (121), Gresik (13), Sampang (1), Trenggalek (57), Sidoarjo (4), Banyuwangi (15), Jember (50), Probolinggo (1), Bangkalan (1) dan Sebanyak 3 pulau berada pada daerah perbatasan dengan Australia yaitu pulau Nusa barong (kab Jember), Pulau Paneken dan Pulau Sekel (Kab Trenggalek). Dari 446 pulau tersebut yang berpenghuni sebanyak 20% pulau dan sisanya tidak berpenghuni.
Kawasan pesisir dan laut Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan menjadi kawasan pesisir utara, pesisir timur dan pesisir selatan. Kawasan pesisir utara dan timur umumnya dimanfaatkan untuk transportasi laut, pelestarian alam, budidaya laut, pariwisata dan pemukiman nelayan. Sedangkan kawasan pesisir selatan, umumnya merupakan pantai terjal dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia yang kondisi gelombang dan ombaknya besar, sehingga hanya bagian tertentu saja yang dapat dikembangkan sebagai pemukiman nelayan dan area pariwisata.



2.2.      Potensi dan Masalah
2.2.1.   Sektor  hasil perikanan
Dengan besarnya potensi kelautan yang di miliki oleh jawa timur sesuai yang telah di paparkan didalam pendahuluan dan di awal pemabahasan. Dapat di gambarkan dalam tabel berikut :
Dari Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa potensi kelautan di Provinsi Jawa Timur, temasuk Provinsi terbanyak menyumbang devisa negara melalui sektor kelautan. Maka  menurut data BPS Jawa Timur, Kinerja perekonomian Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, hal ini terbukti dalam lima tahun terakhir, perekonomian Jawa Timur terus mengalami pertumbuhan. Tahun 2005 mengalami pertumbuhan 5,84 % ; tahun 2006 sebesar 5,80 % ; tahun 2007 sebesar 6,11 %; tahun 2008 sebesar 5,90 % dan pada tahun 2009 sebesar 5,01 %.
Penghasilan Kelautan di Jawa Timur yang mencakup hasil perikanan, memberi kontribusi tinggi pada pertumbuhan ekonomi sub sektor Pertanian berdasarkan PDRB (ADHB) sektor perikanan tahun 2009 sebesar 4,45 % atau sama dengan Rp 11,8 T dan setara terhadap PDRB Jawa Timur memberi kontribusi sebesar 1,91 %. Target pertumbuhan tahun 2010 optimis mencapai 5 % dan tahun 2011 sebesar 6,2 % dengan asumsi apabila mencapai target produksi yang telah ditetapkan sesuai kontrak produksi dengan Kabupaten / Kota pelaksana Minapolitan. Sesuai dengan Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah Jawa Timur merupakan salah satu program unggulan Jawa Timur untuk menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik pada tahun 2010-2014, =hasil perikanan tangkap di jawa timur mengalami kenaikan pada tahun 2010 hasil perikanan tangkap sebesar (338.918 Ton), sedangkan pada tahun 2011 hasil perikanan tangkap mengalami peningkatan sebesar ( 362.624 Ton), begitu juga pada tahun 2012 mengalami kenaikan  yaitu ( 367.922 Ton), dan tahun 2013 sebesar ( 381.574 Ton). Dari hasil sekian banyaknya hasil perikanan, masih di nilai sangat kurang oleh pemerintah Jawa Timur, hal ini disebabkan karena tidak sesuai hasil perikanan tersebut dengan potensi kelautan yang dimiliki oleh jawa timur. dengan adanya 466 pulau dengan garis pantai kurang lebih 2.833,85 km. seharusnya Jawa timur mampu menghasilkan hasil perikanan yang melimpah  yang sesuai dengan potensi kelautan yang ada.
Permasalahan ini timbul akibat tidak diseimbangi dengan pemaksimalan dalam pemanfaatan dan pengolahan potensi kelautan yang dimiliki, diantara permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Penurunan potensi Sumberdaya Ikan (SDI) akibat kerusakan habitat (terumbu karang dan mangrove), padat tangkap (overfishing) dan kerusakan lingkungan akibat pencemaran limbah industri serta limbah rumah tangga serta penggunaan bahan peledak , Potassium
2.      Sarana/prasarana dan SDM yang kurang memadai.Usaha penangkapan yang dilakukan masih bersifat tradisional menggunakan perahu motor, berkapasitas kecil dengan kemampuan one day fishing, sehingga terbatas penghasilan masih di bawah target.
3.      Kemiskinan masyarakat pesisir.




Maka dari itu, dengan adanya permasalahan pemerintah jawa timur memiliki Visi Misi serta prgram untuk membangun sektor kemaritiman yang adan didalam Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
a. Visi
Visi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 adalah “Jawa Timur Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015
b. Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut, maka misi yang diemban adalah “Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan
c. Tujuan
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010 - 2014 adalah :
1. Memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia secara terintegrasi.
2. Mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
3. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan.
4. Memperluas akses pasar domestik dan internasional.
d. Sasaran Strategis
Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah:
1. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi:
a.       Peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan sesuai kebutuhan nasional dan tantangan global serta diimplementasikan secara sinergis lintas sektor, pusat dan daerah.
b.      Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat.
c.       SDM kelautan dan perikanan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan.
2. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan:
a.       Sumber daya kelautan dan perikanan dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
b.      Konservasi kawasan dan jenis biota perairan yang dilindungi dikelola secara berkelanjutan.
c.       Pulau–pulau kecil dikembangkan menjadi pulau bernilai ekonomi tinggi.
d.      Indonesia bebas Illegal, Unreported & Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan yang merusak sumberdaya kelautan dan perikanan.
3. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan:
a.       Seluruh kawasan potensi perikanan menjadi kawasan Minapolitan dengan usaha yang bankable.
b.      Seluruh sentra produksi kelautan dan perikanan memiliki komoditas unggulan yang menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin.
c.       Sarana dan prasarana kelautan dan perikanan mampu memenuhi kebutuhan serta diproduksi dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi.
4. Memperluas Akses Pasar Domestik dan Internasional:
a.       Seluruh desa memiliki pasar yang mampu memfasilitasi penjualan hasil perikanan.
b.      Indonesia menjadi market leader dunia dan tujuan utama investasi di bidang kelautan dan perikanan.

2.2.2.   Sektor  Wisata Bahari
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan dibidang ekonomi. Dibandingkan dengan komoditas yang lain, total penerimaan devisa komoditas pariwisata pada tahun 2005 menempati posisi ketiga terbesar setelah komoditas minyak dan gas bumi dan komoditas pakaian jadi, yaitu masing-masing sebesar US$ 19,235 miliar, US$ 4,966 miliar dan US$ 4,591 miliar. Sama halnya pada tahun 2007, komoditas pariwisata menempati peringkat ketiga besar setelah komoditas minyak & gas bumi dan minyak sawit, dengan sumbangan devisa masing-masing sebesar US$ 17,464 miliar, US$ 5,997 miliar dan US$ 5,997 miliar (Depbudpar, 2008). Gubenur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan Jawa Timur kini tidak lagi hanya sebagai tempat transit, tetapi juga sebagai tujuan destinasi wisata. Sektor Pariwisata di Jawa Timur memberikan kontribusi sebesar Rp 56 Trilyun.
Sektor wisata bahari merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu mengembangkan dan menfasilitasi tempat pariwisata agar sektor wisata Bahari dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Perkembangan pariwisata khususnya wisata bahari berdampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, salah satu diantaranya adalah dampak pariwisata terhadap pendapatan pemerintah.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan pemerintah yang dititik beratkan, antara lain, pada:
1)      Mendorong pertumbuhan dan perkembangan investasi industri pariwisata, terutama agrowisata, melalui penyederhanaan perijinan, dan insentif perpajakan bagi investor.
2)      Mendorong pengembangan daya tarik wisata unggulan di setiap kabupaten kabupaten/kota, secara bersama dengan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, untuk membuka lapangan kerja, dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
3)      pengembangan paket-paket wisata yang kompetitif di masing-masing destinasi pariwisata daerah.
4)      Peningkatan kualitas pelayanan dan kesiapan daerah tujuan wisata, dan aset aset warisan budaya sebagai objek daya tarik wisata yang kompetitif.
5)      Revitalisasi dan pembangunan kawasan pariwisata baru, termasuk pula prasarana dan sarana dasamya (seperti iaringan jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, dan sarana kesehatan)
6)      Pengembangan kawasan ekowisata (agrowisata) diintegrasikan dengan pengembangan kawasan agropolitan, dan wisata bahari.
Besarnya jumlah pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni mengindikasikan tersedianya potensi wisata bahari yang masih perawan akan tetapi potensi ini belum digali dan dipromosikan secara optimal. Contohnya wisata bahari di Pulau Bawean, Kepulauan Sumenep (Pulau Sepanjang), Pulau Sempu, Pulau Nusa Barong, dll. Karena masih kurangnya masyarakat dalam memanfaatkannya dan masih kurangnya sarana dan prasarana  akan pulau-pulau tersebut. Karena jumlah lokasi wisata bahari di Provinsi Jawa Timur yang sudah dikembangkan adalah sebanyak 52 lokasi dan menunjukkan perkembangan yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan sektor lain.
Kurangnya peran masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada, dalam pariwisata khususnya dalam wisata bahari. Peran masyarakat kurang pemanfaatan dalam sektor wisata karena masyarakat sekitar kurang memandang sektor pariwisata sebagai menyelesaikan segala permasalahan yang ada didalamnya.
2.3. SMART SOLUTION PROGRAM
2.3.1. Sektor perikanan

 Grafik perikananincome oleh masyarakat di sekitar pariwisata. Dari sisi kualitas lingkungan adalah integritas lanskap, kerusakan obyek atau ekosistem khas, serta berkurangnya spesies langka. Secara secara sosial budaya adalah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan wisata bahari. Dan informasi yang mendukung guna pemaksimalan masyarakat sekitar tempat wisata bahari yang ada di Jawa Timur. Sehingga apabila masyarakat memanfaatkan sektor wisata bahari menjadi salah satu omset yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat khususnya di lingkungan wisata bahari tersebut.
2.3.    Smart Solution Program
          Melihat dari permasalahna yang timbul dalam sektor kemaritiman, yang mencakup sektor hasil perikanan serta pariwisata bahari, maka kami menawarkan smart solution program yang akan menjadi solusi utama dalam mendukung program-program pemerintah dalam memaksimalkan aset-aset kelautan yang ada di jawa timur, serta dalam

Melihat permasalahan yang ada didalam sektor kelautan khususnya dalam hasil perikanan.
Permasalahan dan smart solution program
1.        Menurunya potensi sumber daya ikan (SDI)
Dengan menurunya potensi sumber daya ikan yang itu disebabkan oleh rusaknya terumbu karang, hutan manggrove serta penangkapan ikan dengan cara yang tidak sehat.
Smart Solution Program yang ditawarkan :
Pengendalian Sumberdaya Ikan (SDI) melalui rehabilitasi dan konservasi mangrove, terumbu karang, pemasangan rumpon, pengalihan penangkapan ikan (dari wilayah padat tangkap ke wilayah perairan selatan) serta Peningkatan Pengetahuan Sumberdaya Manusia (SDM) baik teknik penangkapan ikan, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan serta menjaga kebersihan dari sampah dan limbah yang membahayakan Sumber daya laut yang ada didalamnya.
2.        Kurangnya sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Dengan kurannya Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Serta usaha penangkapan ikan yang dilakukan masih bersifat tradisional, yaitu  menggunakan perahu motor, berkapasitas kecil dengan kemampuan one day fishing, sehingga penghasilannya masih di bawah target.
Smart Solution Program yang ditawarkan :
Melanjutkan penyempurnaan secara bertahap pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana usaha perikanan melalui dukungan APBN dan APBD Provinsi maupun sumber dana lainnya. Guna untuk pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dan tentunya sarana dan prasarana yang ramah lingkungan.
3.    Kemiskinan masyarakat pesisir.
Sebagian nelayan laut Provinsi Jawa Timur masih dikategorikan masyarakat miskin dengan tingkat penghasilan dibawah upah minimum yaitu rata-rata sebesar Rp. 6.116.160,-/tahun atau Rp 509.680,-/bulan.
Smart Solution Program yang ditawarkan :
Solusi pemecahannya Melanjutkan program pemberdayaan nelayan , pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir dengan memberikan pelatihan teknis dan paket bantuan serta perluasan akses permodalan guna meningkatkan kemampuannya dalam mengelola sumberdaya perikanan yang masih potensial terutama pada wilayah selatan Jawa Timur dengan lama trip penangkapan lebih dari satu hari





2.3.1.   Sektor Wisata Bahari

grafik 3
Gambar di atas menjelaskan tentang Smart Solution program yang akan menyelasaikan dan membantu program pemerintah dalam memaksimalkan hasil kemaritiman terutama dalam wisata bahari.
2.1. Memaksimalkan Sarana dan Prasarana.
Untuk solusi yang pertama yang di tawarkan oleh smart solution adalah dengan pemaksimalannya secara optimal, agar mencapai target yang diinginkan. Cara pemaksimalan sarana dan prasarana itu sendiri smart solution mempunyai 3 unsur penting dalam pemaksimalan sarana dan prasarana wisata bahari.
1.    Fasilitas yang menunjang dalam wisata bahari.
Fasilitas adalah salah satu unsur penting yang berperan di dalam sektor pariwisata pada umumnya, khususnya di dalam sektor wisata bahari. Sedangkan seperti yang kita amati pada saat ini permasalah yang sering terjadi di dalam sektor wisata bahari adalah fasilitas dan akses yang memadai seperti, Transportasi, jasa penyewaan fasilitas bahari, penginapan dan lain sebagainya yang mendukung dalam memaksimalkan wisata bahari.
            Contohnya dari segi transportasi sendiri, sektor pariwisata sangat membutuhkan yang namanya transportasi baik udara, laut maupun darat.Karena trasportasi yang memadai akan memudahkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Seperti yang kita lihat pada grafik di atas pada tahun 2013 menuju 2104 mengalami penurunan jumlah wisatawan yang datang melalui bandara juanda untuk berwisata. Dan dari tahun 2014 menuju tahun 2015,sedikit demi sedikit mulai meningkat.
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013 pemerintah Jawa Timur sangat memperhatikan dalam sektor pariwisata, dan pada tahun 2014 mengalami kemunduran dan mulai meningkat kembali pada tahun 2015. Maka dari itu peran pemerintah sangatlah penting dalam sektor pariwisata, terutama wisata bahari. Disebabkan sebagian besar tempat wisata di Jawa Timur berbentuk wisata bahari.
2.    Terciptanya Sapta Pesona Wisata Bahari
Masalah pariwisata di Indonesia terutama di Jawa Timur sekarang ini sangat memprihatinkan dimana dengan mengikuti berkembangnya teknologi yang semakin pesat dapat menyebabkan faktor menurunnya kepedulian dalam pengembangan objek wisata, khususnya dalam wisata bahari. Penyebab faktor tersebut adalah dengan tidak terlaksananya 7 (tujuh) Sapta Pesona yaitu: aman, tertib, bersih, indah, sejuk,ramah tamah, dan kenangan.
Tujuh sapta pesona dalam bidang pariwisata merupakan hal yang sangat penting, yang pertama yakni:
1.       Keamanan, keamanan seseorang dalam perjalanannya untuk bersenang-senang sangat penting, jangan sampai ada yang melakukan aksi pencurian apa lagi sampai membahayakan nyawa para wisatawan.
2.      Kedua, ketertiban, ketertiban dalam daerah tujuan wisata tersebut juga sangat diperlukan dimana dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang terampil dan tertib, tidak ada pemberontak atau pengacau maka dapat menimbulkan nuansa hidup baru pengunjung dalam beradaptasi.
3.      Ketiga, kebersihan adalah satu cara untuk membuat hati damai, tidak berantakan, tidak merasa sedih dalam melihat pemandangan yang kurang memuaskan, contohnya suatu daerah pantai tidak bersih sehingga membuat para wisatawan yang sebenarnya ingin menikmati keindahan alam malah melihat pemandangan yang jelek.
4.      Empat, kekayaan keindahan alam yang dimiliki oleh negara indonesia dengan posisi yang sangat strategis, sebenarnya sudah sangat mendukung kemajuan suatu objek wisata, akan tetapi dalam pengelolaannya masih sangat kurang sehingga panorama keindahan alamnyapun semakin menurun.
5.      Lima, kesejukan suatu daerah harus mendukung dalam hal lingkungan yang tertata dengan rapi, banyak pohon-pohon yang menghijau sehingga ketikaada tiupan angin nafas terasa segar.
6.      Enam, keramah tamahan suatu lingkungan adalah halyang sangat utama dalam memajukan kepariwisataan, disebabkan terlihatnya menarik suatu daerah atau betahnya para wisatawan ditentukan oleh keramahan daerah tersebut dan bagaimana tata cara menerima orang lain yang masuk dalam daerahnya.
7.      Ketujuh adalah kenangan yang tidak lain adalah kekeluargaan yang sifatnya saling mengingat akan segala sesuatu apa yang telah dilakukan baik seorang pengunjung (wisatawan) maupun seorang yang memberi pelayanan. Keharmonisan pun dapat terjalin dengan baik.Dengan begitu, kepedulian dalam pelayanan prima ini lebih harus diutamakan. Karena hanya dengan pelayanan para pengunjung akan terikat hatinya untuk berkunjung kembali di tempat wisata dimana ia kunjungi tadi.
Dari sapta pesona diatas yang berperan tidak hanya cukup dilakukan oleh masyarakat saja, tentu harus ada kerjasama dengan pemerintah dalam rangka mendorong dengan pembiayaan dalam pembangunan infrakstuktur yang cukup memadai agar kenyamanan pun sesuai dengan yang diharapkan para tourism. Maka pemerintah harus bersama-sama dalam membentuk pariwisata kita khususnya wisata bahari dalam pola Sapta Pesona tersebut. Agar semua pihak saling menguntungkan baik masyarakat sekitar,pemerintah, dan para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
3.        Mengajak Untuk Berinvestasi.
Investasi adalah salah satu unsur penting dalam menyelesaikan permasalahan dalam sarana dan prasarana. Investasi adalah unsur penting yang membantu pemaksimalan dari solusi yang ditawarkan di atas. Investasi sangatlah penting dalam sarana dan prasarana, Karena tanpa adanya investasi maka penyelesaian di atas tidak akan berjalan dengan lancar karena tidak ada modal yang mendukung dalam pemaksimalan sarana dan prasarana tersebut.
13_20150206_8
 











Dari gambar di atas menjelaskan masih sedikinya minat investor baik domestik maupun mancanegara dalam menginvestasikan dalam bidang perikanan dan pariwisata, khususnya wisata bahari. Maka peran masyarakat juga pemerintah agar dapat meningkatkan serta mengajak para investor baik domestik maupun mancanegara agar mulai berinvestasi di dalam sektor kelautan khususnya dari sektor perikanan dan sektor wisata bahari. Dengan segala sesuatu yang dapat menarik perhatian para investor tersebut.
2.2. Informasi & Peningkatan Daya Masyarakat.
Untuk solusi yang kedua dari smart solution yang kami paparkan, akan berfokus kepada peningkatan media informasi serta peningkatan daya masyarakat di dalam sektor wisata bahari. Dalam peningkatan informasi serta daya masyarakat mempunyai 2 unsur yang mendukung dalam memaksimalkan program smart solution yang kami canangkan yakni akan kami jelaskan sebagai berikut.
1.    Menerapkan informasi yang menarik
Dalam sektor pariwisata dan wisata bahari media informasi sangatlah mendukung dalam meningkatkan junlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur naik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin bertambahnya usia yang akan berdampak pada bertambahnya hubungan sosial seseorang dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, akan mempengaruhi gaya hidup seseorang yang salah satunya akan mempertimbangkan saran dari orang disekitarnya dalam memilih tempat wisata yang akan dikunjunginya. Hal tersebut dapat diperkuat dengan kebiasaan masyarakat yang senang berkumpul dan membuat komunitas. Dukungan dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul akan memperkuat dan mempercepat terciptanya strategi pemasaran word of mouth.
Komunikasi word of mouth merupakan strategi pemasaran yang menitikberatkan pada saran pengunjung kepada orang lain yang nantinya dapat mempengaruhi orang lain untuk tertarik dan akan mengikuti sarannya. Word of mouth menjadi sangat penting ketika tempat wisata yang disarankan memiliki nilai positif atau kesan yang baik bagi pengunjung. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Agustina (2014) ketika seseorang menerima informasi mengenai suatu produk maupun jasa dari orang lain seperti teman maupun saudara, bagaimana pengalaman dalam menggunakan produk dan jasa tersebut, apabila informasi yang disampaikan bersifat positif maka seseorang cenderung akan tertarik bahkan mencoba produk dan jasa tersebut begitu juga sebaliknya.
Selain denagn word of mouth ,informasi dapat kita nikmati dengan mudah di dalam internet yang berbasis jejaringan sosial. Pada era zaman yang serba modern ini segala informasi dapat kita nikmati dengan mudah dengan menggunakan internet. Dan pada era yang modern ini siapa yang tidak mengenal facebook, twitter dan jejaringan sosial yang banyak digunakan oleh semua kalangan baik itu yang muda sampai yang tua sekalipun.
Maka peran informasi disini sangatlah penting dan pemerintah Jawa Timur pun pada tahun 2015 mulai menggunakan informasi internet yang bernama via marketing yang memudahkan para wisatawan domestik dan mancanegara dalam melakukan wisata terutama wisata bahari. Tinggal dari masyarakat yang harus mendukung program tersebut agar terlaksana dengan maksimal.
2.    Meningkatkan potensi masyarakat.
Dalam sektor wisata bahari, peran pemerintah sangatlah penting dalam memaksimalkan potensi yang ada dalam sektor wisata bahari. Maka dari itu pemerintah menilai masyarakat sebagai salah satu faktor dalam bidang pariwisata khususnya dalam sektor wisata bahari. Salah satunya dengan pengelolaan dan pemanfaatan potensi wisata bahari di pulau kecil secara optimal yang dapat dilakukan melalui pembinaan usaha kecil, menengah dan mikro (UMKM) Dengan melakukan pembinaan bagi masyarakat di sekitar wisata bahari terutama di pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau.
Pembinaan dimaksud meliputi peningkatan kemampuan atau keahlian dengan mengadakan (mendatangkan) pelatihan secara berkala, dengan harapan dapat meningkatkan keahlian masyarakat setempat, sehingga akhirnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan dalam mendukung pengembangan usaha wisata bahari di pulau-pulau kecil. Dan memudahkan para wisatawan yang berkunjung di tempat wisata tersebut.
Dampak positif yang dihasilkan adalah memudahkan para wisatawan dalam memenuhi kebutuhan di tempat wisata tersebut. Karena sudah di beri pelatihan dan modal oleh pemerintah maka walaupun tempat wisata tersebut jauh dan jarang di minati setelah fasilitas pemenuh kebutuhan telah terpenuhi maka tidak ada alasa wisatawan domestik maupun mancanegara untuk tidak menikmati wisata tersebut. Selain itu akan menimbulkan dampak positif terhadap masyakat karena dari sektor wisata bahari sendiri dapay memenuhi kebutuhan sehari-hari atau income yang termanfaatkan. Dampak positif lainnya adalah banyak investor baik domestik maupun mancanegara yang tertarik untuk menanamkan modalnya dalam bidang kepariwisataan khususnya dalam sektor wisata bahari. Serta Menanamkan rasa kepedulian masyarakat, pemerintah, serta para wisatawan agar melestarikan kekayaan alam laut agar terjaga dan terlestarikan.
2.4.      Kesimpulan Dan Saran
2.4.1.   Kesimpulan.
Dari pembahasan yang kami jelaskan tadi ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1.      Jawa Timur merupakan  provinsi yang memiliki kawasan laut hampir empat kali luas daratannya dengan garis pantai kurang lebih 2.916 km, memiliki potensi maritim yang sangat besar, potensi tersebut meliputi potensi hasil kelautan, serta potensi kelautan sebagai wisata bahari
2.      Empat ketegori potensi kemaritiman di Jawa Timur yang harus dimaksimalkan, yaitu potensi pulau-pulau kecil, kekayaan tambang dan mineral, perikanan laut dan budidaya, serta industri kemaritiman.
3.      Dalam paper ini mencakup tiga pembahasan utama yaitu (1) tentang hasil kelautan dalam sektor perikanan tangkap serta permasalahannya, (2) membahas tentang sektor kelautan dalam objek wisata bahari. (3) membahas tentang smart solution program yang kami tawarkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dalam sektor hasil perikanan dan wisata bahari.
4.      Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. penelitian kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi (komariah dalam arif, 2010). penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
5.      Permasalahan inilah yang mendorong kami untuk fokus dalam pembahasan pemanfaatan sektor kelautan sebagai hasil perikanan, dan pemanfaatan sektor kelautan sebagai Objek wisata bahari. dua hal ini sangat penting untuk di kembangkan dan di tingkatkan baik itu kualitas dan kuantitasnya, karena dua hal ini sangat mendukung jawa timur sebagai penyumbang devisa terbesar untuk indonesia khususnya dalam bidang kemaritiman.
6.      Jawa Timur harus bisa memaksimalkan sektor kelautan yang meliputi hasil perikanan serta hasil sektor wisata bahari. Dengan smart solution program yang kita tawarkan ini, maka Jawa Timur akan lebih efektif dan efisien dalam memaksimalkan potensi kelautan yang ada. Sehingga akan terwujud jawa timur yang sejahtera, mandiri, dan berpotensi tinggi yang berkelanjutan.
2.4.2. Saran
Dengan melihat potensi Jawa Timur dalam segi kemaritiman dapat disusun saran sebagai berikut.
1.      Agar Jawa Timur menjadi penyumbang devisa terbesar dalam sektor perikanan dan wisata bahari. Dengan memaksimalkan sarana dan prasarana serta informasi yang memadai di dalam sektor perikanan dan wisata bahari.
2.      Smart solution yang kita tawarkan berusaha untuk memaksimalkan segala kelebihan dan kekurangan dari program-program kemaritiman di Jawa Timur. Selain program yang kami tawarkan ini, satu hal yang harus dibangun pertama kali adalah peran pemerintah dan masyarakat akan kepedulian terhadap potensi kemaritiman Jawa Timur yang mencakup sektor perikanan dan wisata bahari.
3.      Dengan adanya smart solution program yang kami tawarkan ini, dan dengan dukungan pemerintah Jawa Timur serta masyarakat. Maka akan terwujudnya provinsi Jawa Timur  sebagai poros maritim Indonesia yang mandiri, sejahtera, dan berkualitas yang berkepanjangan.
4.      Smart Solution ini ingin menciptakan masyarakat dan pemerintah yang peduli tentang kelestarian sektor kelautan baik perikanan maupun wisata bahari. Serta mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di dalam sektor perikanan serta wisata bahari.



DAFTAR PUSTAKA

Moh, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Departemen kelautan dan perikanan 2010, laporan akhir model pengembangan dan valuasi ekonomi kemaritiman di Jawa Timur, Jakarta.
Qadarrochman, Nasrul. 2010. “Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata Di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Semarang: Universitas Diponogoro.
Badan Pusat Statistika, “Kelautan Jawa Timur”. Surabaya, 2014
Adrianto, L. 2008. Akselerasi Ekonomi Kelautan dan Perikanan menuju Negara Kepulauan yang Maju, Mandiri, Kuat dan Berbasiskan Kepentingan Nasional. Paper Pengantar pada FGD Strategi Pengembangan Ekonomi Negara Kepulauan, diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia, Hotel Kenari-Makassar, 23 Juli 2008.
Aulia, Z., Lili Adi Wibowo, dan Yeni Yuniawati. 2013. Pengaruh Word Mounth terhadap berkunjng wisatawan. Tourism and Hospitatily Essentials Antology ( The Anthology) Edisi. 1, Desember 2013-1-17.
Pemerintah Jawa Timr, “Jawa Timur dalam Angka” Tahun 2011-2015.