ABSTRAK
Essai ini bertujuan untuk mengkaji masalah utama yang berkaitan
dengan masalah kemaritiman yang ada di Indonesia, terutama yang ada di Jawa
Timur. serta mencari pemecahan utama yang mampu memaksimalkan program
pemerintahan di Jawa Timur, melalui Smart Solution Program. Beberapa hal yang
harus dilakukan pemerintah adalah memaksimalkan Smart Solution program ini,
dengan cara memanfaatkan segala aset-aset yang ada didalam kemaritiman. Karena
Smart Solution program ini mencakup pemaksimalan program pemerintahan baik dari
pemanfaatan hasil kelautan, serta pemanfaatan kelautan sebagai proyek
kepariwisataan. Selain itu dengan adanya program ini Jawa Timur akan lebih bisa
memaksimalkan peluang yang ada, sehingga program kemaritiman pemerintah dapat
terlaksana dengan baik.
Dengan Smart Solution program ini, pemerintah akan lebih efisien
dan maksimal dalam pemanfaatan aset-aset kemaritiman sebagai pendapatan
tambahan di Jawa Timur. Sehingga selain hasil pertanian yang menjadi faktor
utama pendapatan, penghasilah kemaritimanpun menjadi faktor lain untuk mendukung pendapatan di Jawa
Timur.
Dan dengan program ini, aset-aset kemaritiman akan lebih terawat
dan akan lebih bisa berkembang pesat. Karena selama ini jika dilihat masih
banyak aset-aset kelautan yang menganggur dan bahkan sama sekali tidak disentuh
oleh pemerintah. Maka dari itu dengan adanya program ini, diharapkan mampu
mamaksimalkan program kemaritiman yang di jadikan tujuan utama oleh
pemerintahan di Jawa Timur.
Key Worlds: “Sektor Kelautan, Sektor wisata Bahari, Permasalahan
Dan Solusi”
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah
Dengan 17.504 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia. Garis pantainya mencapai 95.181 kilometer persegi, terpanjang di dunia
setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia. Enam puluh lima persen dari total
467 kabupaten/kota yang ada di Indonesia berada di pesisir-pesisir. Pada 2010
populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta orang, dimana lebih
dari 80% hidup di kawasan pesisir. Dan tentunya dengan kondisi Indonesia yang
seperti ini juga akan berdampak kepada wilayah-wilayah yang ada di Indonesia
salah satunya adalah wilayah Jawa Timur.
Jawa Timur
merupakan provinsi yang memiliki kawasan
laut hampir empat kali luas daratannya dengan garis pantai kurang lebih 2.916
km, memiliki potensi maritim yang sangat besar, potensi tersebut meliputi
potensi hasil kelautan, serta potensi kelautan sebagai wisata bahari ,wilayah
pesisir dan lautan di Provinsi Jawa Timur memiliki panorama yang mempesona
sangat berpotensi tinggi pada sektor wisata bahari. Namun disamping beberapa
potensi yang dimiliki oleh Jawa Timur, ada beberapa permasalahan yang tidak
sedikit, yang harus segera kita tangani. Permasalahan ini disebabkan akibat
pemanfaatan dan pengelolahannya kurang maksimal. Menurut (Lukito 2009),
setidaknya ada empat ketegori potensi kemaritiman di Jawa Timur yang harus
dimaksimalkan, yaitu potensi pulau-pulau kecil, kekayaan tambang dan mineral,
perikanan laut dan budidaya, serta industri kemaritiman.
Dalam sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Jawa Timur. Merupakan
provinsi yang memiliki sumber daya ikan yang melimpah, baik itu pembudidayaan
di laut dan di darat. Yang seharusnya dapat menopang ketahanan pangan
masyarakat serta dapat menjadi sumber ekonomi yang berkontribusi tinggi, tetapi
hal ini tidak menghasilkan keuntungan sesuai dengan potensi kelautan yang
dimiliki oleh Jawa Timur. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh Jawa
Timur saat ini, dalam sektor hasil perikanan adalah kondisi usaha perikanan
tangkap yang masih didominasi dalam skala kecil dengan tingkat produktivitas
dan efisiensi usaha serta pendapatan yang masih rendah. Hal ini disebabkan
masih kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung para nelayan dalam
pemanfaatan hasil perikanan.
Tingkat pendapatan produksi perikanan tangkap Jawa Timur
PRODUKSI
PER TAHUN/ TON
|
JUMLAH
PENDAPATAN
|
Produksi 2013
(ton)
|
381.574
|
Produksi 2012
(ton)
|
367.922
|
Produksi 2011
(ton)
|
362.624
|
Produksi 2010
(ton)
|
338.918
|
Produksi 2009
(ton)
|
395.510
|
Produksi 2008
(ton)
|
394.262
|
Dari tabel di
atas dapat di ambil kesimpulan, bahwasannya tingkat pendapatan dari tahun 2008
dan 2009 mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan.
Dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2011 sampai tahun 2013. ( Badan Pusat
Statistika Jawa Timur , Tahun 2015)
Kondisi kenaikan dan penurunan tersebut harus di perhatikan,
mengingat hasil perikanan tangkap sangat berpotensi besar dalam menyumbang
devisa bagi jawa timur, khususnya meningkatkan perekonomian nelayan sebagai
hulu dalam bisnis perikanan. Dalam usaha pengolahan ikan, produksi yang
dihasilkan juga masih kurang jika dibandingkan dengan potensi yang ada.
Sedangkan dalam sektor pariwisata bahari, permasalahan utama yang
terdapat di indonesia terutama di Jawa Timur adalah belum terpenuhinnya sarana
dan prasarana yang memadai, serta kurangnya informasi yang mendukung dalam
pengenalan potensi kelautan sebagai sektor wisata bahari kepada wisatawan
domestik maupun mancanegara.
Keberhasilan pengelolaan sumber daya kelautan termasuk perikanan
dan wisata bahari, ditentukan oleh terpenuhinya sarana dan prasarana serta ketersediaan
informasi yang akurat dan aktual. Informasi yang akurat akan membantu
penyusunan kebijakan ataupun perencanaan pengelolaan pesisir sehingga output
yang dihasilkan lebih efektif dan tepat sasaran.
Permasalahan inilah yang mendorong kami untuk fokus dalam
pembahasan pemanfaatan sektor kelautan sebagai hasil perikanan, dan pemanfaatan
sektor kelautan sebagai Objek wisata bahari. dua hal ini sangat penting untuk
di kembangkan dan di tingkatkan baik itu kualitas dan kuantitasnya, karena dua
hal ini sangat mendukung jawa timur sebagai penyumbang devisa terbesar untuk
indonesia khususnya dalam bidang kemaritiman.
Maka dari itu, Jawa Timur harus bisa memaksimalkan sektor kelautan yang
meliputi hasil perikanan serta hasil sektor wisata bahari. Dengan smart
solution program yang kita tawarkan ini, maka Jawa Timur akan lebih efektif dan
efisien dalam memaksimalkan potensi kelautan yang ada dalam sektor perikanan maupun
sektor wisata bahari. Sehingga akan
terwujud jawa timur yang sejahtera, mandiri, dan berpotensi tinggi yang
berkelanjutan.
1.2. Tinjauan Pustaka
Melihat potensi kelautan yang melimpah di jawa timur, yang terdiri
dari 446 pulau-pulau kecil yang tersebar di berbagai daerah di jawa timur. dari
446 pulau tersebut yang berpenghuni sebanyak 30 % pulau dan sisanya tidak
berpenghuni. Maka dari itu fakus pembahasan dalam call paper ini lebih mengarah
kepada Sektor kelautan yang mengarah pada hasil perikanan tangkap dan wisata
bahari. Sektor perikanan tangkap adalah suatu usaha penangkapan ikan dan
organisme air lainnya dialam liar seperti laut, danau,serta sungai. Sektor
wisata bahari merupakan tempat wisata yang menyuguhkan keindahan pantai dan
juga laut
Smart solution program yang kita tawar kan adalah suatu program
yang mencakup berbagai solusi dengan tujuan utama sebagai sarana untuk
mengentaskan berbagai permasalahan dalam bidang kelautan, terutama dalam sektor
perikanan dan wisata bahari, dalam smart solution program ini sangat penting karena melihat dari
permasalahan yang timbul akibat kurang maksimalnya pemanfaatan sektor kelautan
dari segi perikanan dan wisata bahari
1.3. Metode Penelitian
Metode
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. penelitian
kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan
peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci
dan mendalam dalam bentuk narasi (komariah dalam arif, 2010). penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
Dalam metode penelitian kualitatif ini bersumber pada
buku, jurnal, internet dan majalah serta data-data statistik jawa timur (BPS
Jatim), RPJM dan RPJMD Jatim, serta data Jawa Timur dalam angka. Dalam paper
ini mencakup tiga pembahasan utama yaitu (1) tentang hasil kelautan dalam
sektor perikanan tangkap serta permasalahannya, (2) membahas tentang sektor
kelautan dalam objek wisata bahari. (3) membahas tentang smart solution program
yang kami tawarkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dalam
sektor hasil perikanan tangkap dan wisata bahari.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini sesuai
dengan pendapat Arikunto, (1990, h.309) bahwa pe-nelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk me-ngumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Data
tersebut berasal dari wawancara, catatan laporan, foto, video tape, dokumen
pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Sedangkan pe-nelitian
kualitatif merupakan penelitian yang ber- maksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain, secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah. (Moleong 2007, h.11).
Berikut kerangka analisis dengan menggunakan pendekatan
kualitatif :

Fokus pembahasan dalam paper ini adalah:
1.
Taget serta hasil kelautan dalam sektor perikanan tangkap serta
permasalahannya.
2.
membahas tentang target serta hasil sektor kelautan, dalam objek
wisata bahari serta permasalahannya.
3.
membahas tentang smart solution program yang kami tawarkan, untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dalam sektor hasil perikanan
tangkap dan wisata bahari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Letak Geografis Jawa
Timur
Provinsi
Jawa Timur merupakan satu provinsi di Pulau Jawa yang terletak pada 111,0
-
114,4
BT dan 7,12
- 8,48
LS. Batas-batas wilayah Provinsi Jawa Timur,
di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa (Pulau Kalimantan), sebelah timur
berbatasan dengan Selat Bali (Pulau Bali), sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa
Tengah.




Sedangkan untuk Luas wilayah
Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428 km2 atau 4.642.800 ha yang terbagi ke dalam
29 kabupaten, 9 kota, dan 657 kecamatan dengan 8.497 desa/kelurahan (785
kelurahan dan 8484 desa). Provinsi Jawa Timur
memiliki kurang lebih 446 pulau-pulau kecil dengan panjang pantai
sekitar 2.833,85 km. Dengan rincian sebagai berikut di Pacitan (31),
Tulungagung (19), Blitar (28), Malang (100), Situbondo (5), Sumenep (121),
Gresik (13), Sampang (1), Trenggalek (57), Sidoarjo (4), Banyuwangi (15),
Jember (50), Probolinggo (1), Bangkalan (1) dan Sebanyak 3 pulau berada pada
daerah perbatasan dengan Australia yaitu pulau Nusa barong (kab Jember), Pulau
Paneken dan Pulau Sekel (Kab Trenggalek). Dari 446 pulau tersebut yang
berpenghuni sebanyak 20% pulau dan sisanya tidak berpenghuni.
Kawasan pesisir dan laut Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan
menjadi kawasan pesisir utara, pesisir timur dan pesisir selatan. Kawasan
pesisir utara dan timur umumnya dimanfaatkan untuk transportasi laut,
pelestarian alam, budidaya laut, pariwisata dan pemukiman nelayan. Sedangkan
kawasan pesisir selatan, umumnya merupakan pantai terjal dan berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia yang kondisi gelombang dan ombaknya besar,
sehingga hanya bagian tertentu saja yang dapat dikembangkan sebagai pemukiman
nelayan dan area pariwisata.
2.2. Potensi dan Masalah
2.2.1. Sektor hasil perikanan
Dengan besarnya potensi kelautan yang di miliki oleh jawa timur
sesuai yang telah di paparkan didalam pendahuluan dan di awal pemabahasan. Dapat
di gambarkan dalam tabel berikut :

Dari Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa potensi kelautan di
Provinsi Jawa Timur, temasuk Provinsi terbanyak menyumbang devisa negara melalui
sektor kelautan. Maka menurut data BPS
Jawa Timur, Kinerja perekonomian Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami
fluktuasi, hal ini terbukti dalam lima tahun terakhir, perekonomian Jawa Timur
terus mengalami pertumbuhan. Tahun 2005 mengalami pertumbuhan 5,84 % ; tahun
2006 sebesar 5,80 % ; tahun 2007 sebesar 6,11 %; tahun 2008 sebesar 5,90 % dan
pada tahun 2009 sebesar 5,01 %.
Penghasilan Kelautan di Jawa Timur yang mencakup hasil perikanan, memberi
kontribusi tinggi pada pertumbuhan ekonomi sub sektor Pertanian berdasarkan
PDRB (ADHB) sektor perikanan tahun 2009 sebesar 4,45 % atau sama dengan Rp 11,8
T dan setara terhadap PDRB Jawa Timur memberi kontribusi sebesar 1,91 %. Target
pertumbuhan tahun 2010 optimis mencapai 5 % dan tahun 2011 sebesar 6,2 % dengan
asumsi apabila mencapai target produksi yang telah ditetapkan sesuai kontrak
produksi dengan Kabupaten / Kota pelaksana Minapolitan. Sesuai dengan Rencana
Kegiatan Pembangunan Daerah Jawa Timur merupakan salah satu program unggulan
Jawa Timur untuk menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik pada tahun 2010-2014,
=hasil perikanan tangkap di jawa timur mengalami kenaikan pada tahun 2010 hasil
perikanan tangkap sebesar (338.918 Ton), sedangkan pada tahun 2011 hasil
perikanan tangkap mengalami peningkatan sebesar ( 362.624 Ton), begitu juga
pada tahun 2012 mengalami kenaikan yaitu
( 367.922 Ton), dan tahun 2013 sebesar ( 381.574 Ton). Dari hasil sekian
banyaknya hasil perikanan, masih di nilai sangat kurang oleh pemerintah Jawa
Timur, hal ini disebabkan karena tidak sesuai hasil perikanan tersebut dengan
potensi kelautan yang dimiliki oleh jawa timur. dengan adanya 466 pulau dengan
garis pantai kurang lebih 2.833,85 km. seharusnya Jawa timur mampu menghasilkan
hasil perikanan yang melimpah yang
sesuai dengan potensi kelautan yang ada.
Permasalahan ini timbul akibat tidak diseimbangi dengan
pemaksimalan dalam pemanfaatan dan pengolahan potensi kelautan yang dimiliki,
diantara permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Penurunan
potensi Sumberdaya Ikan (SDI) akibat kerusakan habitat (terumbu karang dan
mangrove), padat tangkap (overfishing) dan kerusakan lingkungan akibat
pencemaran limbah industri serta limbah rumah tangga serta penggunaan bahan
peledak , Potassium
2.
Sarana/prasarana
dan SDM yang kurang memadai.Usaha penangkapan yang dilakukan masih bersifat
tradisional menggunakan perahu motor, berkapasitas kecil dengan kemampuan one
day fishing, sehingga terbatas penghasilan masih di bawah target.
3.
Kemiskinan
masyarakat pesisir.
Maka dari itu, dengan adanya permasalahan pemerintah jawa timur
memiliki Visi Misi serta prgram untuk membangun sektor kemaritiman yang adan
didalam Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
a. Visi
Visi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 adalah “Jawa
Timur Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015”
b. Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan
kelautan dan perikanan tersebut, maka misi yang diemban adalah “Mensejahterakan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan”
c. Tujuan
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010 - 2014 adalah
:
1. Memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia secara
terintegrasi.
2. Mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan.
3. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan.
4. Memperluas akses pasar domestik dan internasional.
d. Sasaran Strategis
Sasaran strategis pembangunan
kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 berdasarkan tujuan yang akan dicapai
adalah:
1. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi:
a.
Peraturan
perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan sesuai kebutuhan nasional
dan tantangan global serta diimplementasikan secara sinergis lintas sektor,
pusat dan daerah.
b.
Seluruh
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan terintegrasi, akuntabel
dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat.
c.
SDM
kelautan dan perikanan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan.
2. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara
Berkelanjutan:
a.
Sumber
daya kelautan dan perikanan dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
b.
Konservasi
kawasan dan jenis biota perairan yang dilindungi dikelola secara berkelanjutan.
c.
Pulau–pulau
kecil dikembangkan menjadi pulau bernilai ekonomi tinggi.
d.
Indonesia
bebas Illegal, Unreported & Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan
yang merusak sumberdaya kelautan dan perikanan.
3. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan:
a.
Seluruh
kawasan potensi perikanan menjadi kawasan Minapolitan dengan usaha yang bankable.
b.
Seluruh
sentra produksi kelautan dan perikanan memiliki komoditas unggulan yang
menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin.
c.
Sarana
dan prasarana kelautan dan perikanan mampu memenuhi kebutuhan serta diproduksi
dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi.
4. Memperluas Akses Pasar Domestik dan Internasional:
a.
Seluruh
desa memiliki pasar yang mampu memfasilitasi penjualan hasil perikanan.
b.
Indonesia
menjadi market leader dunia dan tujuan utama investasi di bidang
kelautan dan perikanan.
2.2.2. Sektor Wisata Bahari
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor
pembangunan dibidang ekonomi. Dibandingkan dengan komoditas yang lain, total
penerimaan devisa komoditas pariwisata pada tahun 2005 menempati posisi ketiga
terbesar setelah komoditas minyak dan gas bumi dan komoditas pakaian jadi,
yaitu masing-masing sebesar US$ 19,235 miliar, US$ 4,966 miliar dan US$ 4,591
miliar. Sama halnya pada tahun 2007, komoditas pariwisata menempati peringkat
ketiga besar setelah komoditas minyak & gas bumi dan minyak sawit, dengan
sumbangan devisa masing-masing sebesar US$ 17,464 miliar, US$ 5,997 miliar dan
US$ 5,997 miliar (Depbudpar, 2008). Gubenur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan
Jawa Timur kini tidak lagi hanya
sebagai tempat transit, tetapi juga sebagai tujuan destinasi wisata. Sektor
Pariwisata di Jawa Timur memberikan kontribusi sebesar Rp 56 Trilyun.
Sektor wisata bahari merupakan sektor yang potensial untuk
dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk memperbesar
pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu mengembangkan dan menfasilitasi
tempat pariwisata agar sektor wisata Bahari dapat memberikan sumbangan bagi
pembangunan ekonomi. Perkembangan pariwisata khususnya wisata bahari berdampak
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, salah satu diantaranya adalah
dampak pariwisata terhadap pendapatan pemerintah.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan pemerintah yang dititik beratkan,
antara lain, pada:
1)
Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan investasi industri pariwisata, terutama
agrowisata, melalui penyederhanaan perijinan, dan insentif perpajakan bagi
investor.
2)
Mendorong
pengembangan daya tarik wisata unggulan di setiap kabupaten kabupaten/kota,
secara bersama dengan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, untuk membuka
lapangan kerja, dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
3)
pengembangan
paket-paket wisata yang kompetitif di masing-masing destinasi pariwisata
daerah.
4)
Peningkatan
kualitas pelayanan dan kesiapan daerah tujuan wisata, dan aset aset warisan
budaya sebagai objek daya tarik wisata yang kompetitif.
5)
Revitalisasi
dan pembangunan kawasan pariwisata baru, termasuk pula prasarana dan sarana
dasamya (seperti iaringan jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, dan
sarana kesehatan)
6)
Pengembangan
kawasan ekowisata (agrowisata) diintegrasikan dengan pengembangan kawasan
agropolitan, dan wisata bahari.
Besarnya jumlah pulau-pulau kecil yang tidak
berpenghuni mengindikasikan tersedianya potensi wisata bahari yang masih
perawan akan tetapi potensi ini belum digali dan dipromosikan secara optimal.
Contohnya wisata bahari di Pulau Bawean, Kepulauan Sumenep (Pulau Sepanjang),
Pulau Sempu, Pulau Nusa Barong, dll. Karena masih kurangnya masyarakat dalam
memanfaatkannya dan masih kurangnya sarana dan prasarana akan pulau-pulau tersebut. Karena jumlah
lokasi wisata bahari di Provinsi Jawa Timur yang sudah dikembangkan adalah sebanyak
52 lokasi dan menunjukkan perkembangan yang tidak kalah menarik dibandingkan
dengan sektor lain.
Kurangnya peran masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang
ada, dalam pariwisata khususnya dalam wisata bahari. Peran masyarakat kurang
pemanfaatan dalam sektor wisata karena masyarakat sekitar kurang memandang
sektor pariwisata sebagai menyelesaikan segala
permasalahan yang ada didalamnya.
2.3. SMART SOLUTION
PROGRAM
2.3.1. Sektor perikanan

2.3. Smart
Solution Program
Melihat dari permasalahna yang timbul dalam sektor
kemaritiman, yang mencakup sektor hasil perikanan serta pariwisata bahari, maka
kami menawarkan smart solution program yang akan menjadi solusi utama dalam
mendukung program-program pemerintah dalam memaksimalkan aset-aset kelautan
yang ada di jawa timur, serta dalam
Melihat permasalahan yang ada didalam sektor kelautan khususnya
dalam hasil perikanan.
Permasalahan dan smart solution program
1.
Menurunya
potensi sumber daya ikan (SDI)
Dengan
menurunya potensi sumber daya ikan yang itu disebabkan oleh rusaknya terumbu
karang, hutan manggrove serta penangkapan ikan dengan cara yang tidak sehat.
Smart Solution Program yang ditawarkan :
Pengendalian
Sumberdaya Ikan (SDI) melalui rehabilitasi dan konservasi mangrove, terumbu
karang, pemasangan rumpon, pengalihan penangkapan ikan (dari wilayah padat
tangkap ke wilayah perairan selatan) serta Peningkatan Pengetahuan Sumberdaya
Manusia (SDM) baik teknik penangkapan ikan, penggunaan alat tangkap yang ramah
lingkungan serta menjaga kebersihan dari sampah dan limbah yang membahayakan
Sumber daya laut yang ada didalamnya.
2.
Kurangnya
sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Dengan kurannya
Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Serta usaha penangkapan ikan yang
dilakukan masih bersifat tradisional, yaitu
menggunakan perahu motor, berkapasitas kecil dengan kemampuan one day
fishing, sehingga penghasilannya masih di bawah target.
Smart Solution Program yang ditawarkan :
Melanjutkan
penyempurnaan secara bertahap pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
usaha perikanan melalui dukungan APBN dan APBD Provinsi maupun sumber dana
lainnya. Guna untuk pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dan tentunya
sarana dan prasarana yang ramah lingkungan.
3.
Kemiskinan
masyarakat pesisir.
Sebagian
nelayan laut Provinsi Jawa Timur masih dikategorikan masyarakat miskin dengan
tingkat penghasilan dibawah upah minimum yaitu rata-rata sebesar Rp.
6.116.160,-/tahun atau Rp 509.680,-/bulan.
Smart Solution Program yang ditawarkan :
Solusi
pemecahannya Melanjutkan program pemberdayaan nelayan , pembudidaya ikan dan
masyarakat pesisir dengan memberikan pelatihan teknis dan paket bantuan serta
perluasan akses permodalan guna meningkatkan kemampuannya dalam mengelola
sumberdaya perikanan yang masih potensial terutama pada wilayah selatan Jawa
Timur dengan lama trip penangkapan lebih dari satu hari
2.3.1. Sektor Wisata Bahari

Gambar di atas menjelaskan tentang Smart Solution program yang akan
menyelasaikan dan membantu program pemerintah dalam memaksimalkan hasil
kemaritiman terutama dalam wisata bahari.
2.1. Memaksimalkan Sarana dan Prasarana.
Untuk solusi yang pertama yang di tawarkan oleh smart solution
adalah dengan pemaksimalannya secara optimal, agar mencapai target yang
diinginkan. Cara pemaksimalan sarana dan prasarana itu sendiri smart solution
mempunyai 3 unsur penting dalam pemaksimalan sarana dan prasarana wisata
bahari.
1.
Fasilitas yang menunjang dalam wisata bahari.
Fasilitas adalah salah satu unsur penting yang berperan di dalam
sektor pariwisata pada umumnya, khususnya di dalam sektor wisata bahari.
Sedangkan seperti yang kita amati pada saat ini permasalah yang sering terjadi
di dalam sektor wisata bahari adalah fasilitas dan akses yang memadai seperti,
Transportasi, jasa penyewaan fasilitas bahari, penginapan dan lain sebagainya
yang mendukung dalam memaksimalkan wisata bahari.
Contohnya dari
segi transportasi sendiri, sektor pariwisata sangat membutuhkan yang namanya
transportasi baik udara, laut maupun darat.Karena trasportasi yang memadai akan
memudahkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Seperti yang kita lihat pada grafik di atas pada tahun 2013 menuju
2104 mengalami penurunan jumlah wisatawan yang datang melalui bandara juanda
untuk berwisata. Dan dari tahun 2014 menuju tahun 2015,sedikit demi sedikit
mulai meningkat.
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013
pemerintah Jawa Timur sangat memperhatikan dalam sektor pariwisata, dan pada
tahun 2014 mengalami kemunduran dan mulai meningkat kembali pada tahun 2015.
Maka dari itu peran pemerintah sangatlah penting dalam sektor pariwisata,
terutama wisata bahari. Disebabkan sebagian besar tempat wisata di Jawa Timur
berbentuk wisata bahari.
2.
Terciptanya Sapta Pesona Wisata Bahari
Masalah pariwisata di Indonesia terutama di Jawa Timur sekarang ini
sangat memprihatinkan dimana dengan mengikuti berkembangnya teknologi yang
semakin pesat dapat menyebabkan faktor menurunnya kepedulian dalam pengembangan
objek wisata, khususnya dalam wisata bahari. Penyebab faktor tersebut adalah
dengan tidak terlaksananya 7 (tujuh) Sapta Pesona yaitu: aman, tertib, bersih,
indah, sejuk,ramah tamah, dan kenangan.
Tujuh sapta pesona dalam bidang pariwisata merupakan hal yang
sangat penting, yang pertama yakni:
1.
Keamanan, keamanan seseorang dalam
perjalanannya untuk bersenang-senang sangat penting, jangan sampai ada yang
melakukan aksi pencurian apa lagi sampai membahayakan nyawa para wisatawan.
2.
Kedua,
ketertiban, ketertiban dalam daerah tujuan wisata tersebut juga sangat
diperlukan dimana dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang terampil dan tertib,
tidak ada pemberontak atau pengacau maka dapat menimbulkan nuansa hidup baru
pengunjung dalam beradaptasi.
3.
Ketiga,
kebersihan adalah satu cara untuk membuat hati damai, tidak berantakan, tidak
merasa sedih dalam melihat pemandangan yang kurang memuaskan, contohnya suatu
daerah pantai tidak bersih sehingga membuat para wisatawan yang sebenarnya
ingin menikmati keindahan alam malah melihat pemandangan yang jelek.
4.
Empat,
kekayaan keindahan alam yang dimiliki oleh negara indonesia dengan posisi yang
sangat strategis, sebenarnya sudah sangat mendukung kemajuan suatu objek
wisata, akan tetapi dalam pengelolaannya masih sangat kurang sehingga panorama
keindahan alamnyapun semakin menurun.
5.
Lima,
kesejukan suatu daerah harus mendukung dalam hal lingkungan yang tertata dengan
rapi, banyak pohon-pohon yang menghijau sehingga ketikaada tiupan angin nafas
terasa segar.
6.
Enam,
keramah tamahan suatu lingkungan adalah halyang sangat utama dalam memajukan
kepariwisataan, disebabkan terlihatnya menarik suatu daerah atau betahnya para
wisatawan ditentukan oleh keramahan daerah tersebut dan bagaimana tata cara
menerima orang lain yang masuk dalam daerahnya.
7.
Ketujuh
adalah kenangan yang tidak lain adalah kekeluargaan yang sifatnya saling
mengingat akan segala sesuatu apa yang telah dilakukan baik seorang pengunjung
(wisatawan) maupun seorang yang memberi pelayanan. Keharmonisan pun dapat
terjalin dengan baik.Dengan begitu, kepedulian dalam pelayanan prima ini lebih
harus diutamakan. Karena hanya dengan pelayanan para pengunjung akan terikat
hatinya untuk berkunjung kembali di tempat wisata dimana ia kunjungi tadi.
Dari sapta pesona diatas yang berperan tidak hanya cukup dilakukan
oleh masyarakat saja, tentu harus ada kerjasama dengan pemerintah dalam rangka
mendorong dengan pembiayaan dalam pembangunan infrakstuktur yang cukup memadai
agar kenyamanan pun sesuai dengan yang diharapkan para tourism. Maka pemerintah
harus bersama-sama dalam membentuk pariwisata kita khususnya wisata bahari
dalam pola Sapta Pesona tersebut. Agar semua pihak saling menguntungkan baik
masyarakat sekitar,pemerintah, dan para wisatawan baik domestik maupun
mancanegara.
3.
Mengajak Untuk Berinvestasi.
Investasi adalah salah satu unsur penting dalam menyelesaikan
permasalahan dalam sarana dan prasarana. Investasi adalah unsur penting yang
membantu pemaksimalan dari solusi yang ditawarkan di atas. Investasi sangatlah
penting dalam sarana dan prasarana, Karena tanpa adanya investasi maka
penyelesaian di atas tidak akan berjalan dengan lancar karena tidak ada modal
yang mendukung dalam pemaksimalan sarana dan prasarana tersebut.
![]() |
Dari gambar di atas menjelaskan masih sedikinya minat investor baik
domestik maupun mancanegara dalam menginvestasikan dalam bidang perikanan dan
pariwisata, khususnya wisata bahari. Maka peran masyarakat juga pemerintah agar
dapat meningkatkan serta mengajak para investor baik domestik maupun
mancanegara agar mulai berinvestasi di dalam sektor kelautan khususnya dari
sektor perikanan dan sektor wisata bahari. Dengan segala sesuatu yang dapat
menarik perhatian para investor tersebut.
2.2. Informasi & Peningkatan Daya Masyarakat.
Untuk solusi yang kedua dari smart solution yang kami paparkan,
akan berfokus kepada peningkatan media informasi serta peningkatan daya
masyarakat di dalam sektor wisata bahari. Dalam peningkatan informasi serta
daya masyarakat mempunyai 2 unsur yang mendukung dalam memaksimalkan program
smart solution yang kami canangkan yakni akan kami jelaskan sebagai berikut.
1.
Menerapkan informasi yang menarik
Dalam sektor pariwisata dan wisata bahari media informasi sangatlah
mendukung dalam meningkatkan junlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur
naik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin bertambahnya usia yang
akan berdampak pada bertambahnya hubungan sosial seseorang dengan orang lain
dan lingkungan sekitarnya, akan mempengaruhi gaya hidup seseorang yang salah
satunya akan mempertimbangkan saran dari orang disekitarnya dalam memilih
tempat wisata yang akan dikunjunginya. Hal tersebut dapat diperkuat dengan
kebiasaan masyarakat yang senang berkumpul dan membuat komunitas. Dukungan dari
kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul akan memperkuat dan
mempercepat terciptanya strategi pemasaran word of mouth.
Komunikasi word of mouth merupakan strategi pemasaran yang
menitikberatkan pada saran pengunjung kepada orang lain yang nantinya dapat
mempengaruhi orang lain untuk tertarik dan akan mengikuti sarannya. Word of
mouth menjadi sangat penting ketika tempat wisata yang disarankan memiliki
nilai positif atau kesan yang baik bagi pengunjung. Seperti pendapat yang dikemukakan
oleh Agustina (2014) ketika seseorang menerima informasi mengenai suatu produk
maupun jasa dari orang lain seperti teman maupun saudara, bagaimana pengalaman
dalam menggunakan produk dan jasa tersebut, apabila informasi yang disampaikan
bersifat positif maka seseorang cenderung akan tertarik bahkan mencoba produk
dan jasa tersebut begitu juga sebaliknya.
Selain denagn word of mouth ,informasi dapat kita nikmati
dengan mudah di dalam internet yang berbasis jejaringan sosial. Pada era zaman
yang serba modern ini segala informasi dapat kita nikmati dengan mudah dengan
menggunakan internet. Dan pada era yang modern ini siapa yang tidak mengenal
facebook, twitter dan jejaringan sosial yang banyak digunakan oleh semua
kalangan baik itu yang muda sampai yang tua sekalipun.
Maka peran informasi disini sangatlah penting dan pemerintah Jawa
Timur pun pada tahun 2015 mulai menggunakan informasi internet yang bernama via
marketing yang memudahkan para wisatawan domestik dan mancanegara dalam
melakukan wisata terutama wisata bahari. Tinggal dari masyarakat yang harus
mendukung program tersebut agar terlaksana dengan maksimal.
2.
Meningkatkan potensi masyarakat.
Dalam sektor wisata bahari, peran pemerintah sangatlah penting
dalam memaksimalkan potensi yang ada dalam sektor wisata bahari. Maka dari itu
pemerintah menilai masyarakat sebagai salah satu faktor dalam bidang pariwisata
khususnya dalam sektor wisata bahari. Salah satunya dengan pengelolaan dan
pemanfaatan potensi wisata bahari di pulau kecil secara optimal yang dapat
dilakukan melalui pembinaan usaha kecil, menengah dan mikro (UMKM) Dengan
melakukan pembinaan bagi masyarakat di sekitar wisata bahari terutama di
pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau.
Pembinaan dimaksud meliputi peningkatan kemampuan atau keahlian
dengan mengadakan (mendatangkan) pelatihan secara berkala, dengan harapan dapat
meningkatkan keahlian masyarakat setempat, sehingga akhirnya dapat menciptakan
lapangan pekerjaan dalam mendukung pengembangan usaha wisata bahari di
pulau-pulau kecil. Dan memudahkan para wisatawan yang berkunjung di tempat
wisata tersebut.
Dampak positif yang dihasilkan adalah memudahkan para wisatawan
dalam memenuhi kebutuhan di tempat wisata tersebut. Karena sudah di beri
pelatihan dan modal oleh pemerintah maka walaupun tempat wisata tersebut jauh
dan jarang di minati setelah fasilitas pemenuh kebutuhan telah terpenuhi maka
tidak ada alasa wisatawan domestik maupun mancanegara untuk tidak menikmati
wisata tersebut. Selain itu akan menimbulkan dampak positif terhadap masyakat
karena dari sektor wisata bahari sendiri dapay memenuhi kebutuhan sehari-hari
atau income yang termanfaatkan. Dampak positif lainnya adalah banyak
investor baik domestik maupun mancanegara yang tertarik untuk menanamkan
modalnya dalam bidang kepariwisataan khususnya dalam sektor wisata bahari.
Serta Menanamkan rasa kepedulian masyarakat, pemerintah, serta para wisatawan
agar melestarikan kekayaan alam laut agar terjaga dan terlestarikan.
2.4. Kesimpulan Dan Saran
2.4.1. Kesimpulan.
Dari pembahasan yang kami jelaskan tadi ada beberapa kesimpulan
yang dapat kita ambil yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1.
Jawa
Timur merupakan provinsi yang memiliki
kawasan laut hampir empat kali luas daratannya dengan garis pantai kurang lebih
2.916 km, memiliki potensi maritim yang sangat besar, potensi tersebut meliputi
potensi hasil kelautan, serta potensi kelautan sebagai wisata bahari
2.
Empat
ketegori potensi kemaritiman di Jawa Timur yang harus dimaksimalkan, yaitu
potensi pulau-pulau kecil, kekayaan tambang dan mineral, perikanan laut dan
budidaya, serta industri kemaritiman.
3.
Dalam paper ini mencakup tiga pembahasan utama yaitu (1) tentang
hasil kelautan dalam sektor perikanan tangkap serta permasalahannya, (2)
membahas tentang sektor kelautan dalam objek wisata bahari. (3) membahas
tentang smart solution program yang kami tawarkan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang ada di dalam sektor hasil perikanan dan wisata bahari.
4.
Metode pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif. penelitian kualitatif merupakan suatu
paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu
keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi
(komariah dalam arif, 2010). penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci.
5.
Permasalahan
inilah yang mendorong kami untuk fokus dalam pembahasan pemanfaatan sektor
kelautan sebagai hasil perikanan, dan pemanfaatan sektor kelautan sebagai Objek
wisata bahari. dua hal ini sangat penting untuk di kembangkan dan di tingkatkan
baik itu kualitas dan kuantitasnya, karena dua hal ini sangat mendukung jawa
timur sebagai penyumbang devisa terbesar untuk indonesia khususnya dalam bidang
kemaritiman.
6.
Jawa
Timur harus bisa memaksimalkan sektor kelautan yang meliputi hasil perikanan
serta hasil sektor wisata bahari. Dengan smart solution program yang kita
tawarkan ini, maka Jawa Timur akan lebih efektif dan efisien dalam
memaksimalkan potensi kelautan yang ada. Sehingga akan terwujud jawa timur yang
sejahtera, mandiri, dan berpotensi tinggi yang berkelanjutan.
2.4.2. Saran
Dengan melihat
potensi Jawa Timur dalam segi kemaritiman dapat disusun saran sebagai berikut.
1.
Agar
Jawa Timur menjadi penyumbang devisa terbesar dalam sektor perikanan dan wisata
bahari. Dengan memaksimalkan sarana dan prasarana serta informasi yang memadai
di dalam sektor perikanan dan wisata bahari.
2.
Smart
solution yang kita tawarkan berusaha untuk memaksimalkan segala kelebihan dan
kekurangan dari program-program kemaritiman di Jawa Timur. Selain program yang
kami tawarkan ini, satu hal yang harus dibangun pertama kali adalah peran
pemerintah dan masyarakat akan kepedulian terhadap potensi kemaritiman Jawa
Timur yang mencakup sektor perikanan dan wisata bahari.
3.
Dengan
adanya smart solution program yang kami tawarkan ini, dan dengan dukungan
pemerintah Jawa Timur serta masyarakat. Maka akan terwujudnya provinsi Jawa
Timur sebagai poros maritim Indonesia
yang mandiri, sejahtera, dan berkualitas yang berkepanjangan.
4.
Smart
Solution ini ingin menciptakan masyarakat dan pemerintah yang peduli tentang
kelestarian sektor kelautan baik perikanan maupun wisata bahari. Serta mengajak
para investor untuk menanamkan modalnya di dalam sektor perikanan serta wisata
bahari.
DAFTAR PUSTAKA
Moh, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Departemen
kelautan dan perikanan 2010, laporan akhir model pengembangan dan valuasi
ekonomi kemaritiman di Jawa Timur, Jakarta.
Qadarrochman,
Nasrul. 2010. “Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata Di Kota
Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Semarang: Universitas
Diponogoro.
Badan Pusat Statistika, “Kelautan Jawa Timur”. Surabaya, 2014
Adrianto, L.
2008. Akselerasi Ekonomi Kelautan dan Perikanan menuju Negara Kepulauan yang
Maju, Mandiri, Kuat dan Berbasiskan Kepentingan Nasional. Paper Pengantar pada
FGD Strategi Pengembangan Ekonomi Negara Kepulauan, diselenggarakan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia, Hotel Kenari-Makassar, 23
Juli 2008.
Aulia, Z., Lili
Adi Wibowo, dan Yeni Yuniawati. 2013. Pengaruh Word Mounth terhadap berkunjng
wisatawan. Tourism and Hospitatily Essentials Antology ( The Anthology) Edisi.
1, Desember 2013-1-17.
Pemerintah Jawa
Timr, “Jawa Timur dalam Angka” Tahun 2011-2015.